Kamis, 22 Maret 2012

Asam Urat dan Gout Arthritis


Akhirnya,saya kembali menulis lagi . . . :D
Setelah beberapa lama berkutat dengan dunia perkuliahan, kali ini saya akan mencoba membahas tentang Asam Urat dan Gout Arthritis. Yaa. . .hitung-hitung belajar untuk ujian biokimia dan ujian blok yang tinggal menghitung hari (tiada hari tanpa ujian. .halah).
Oke,tak perlu basa-basi lagi. .ini dia yang ditunggu-tunggu.

Dari mana Asam Urat berasal?
Saya akan mulai dari sesuatu bahasan yang lebih luas dan umum terlebih dahulu.

Pada manusia, di dalam inti sel nya terdapat DNA dan RNA yang berperan sebagai materi genetik. DNA RNA sendiri merupakan suatu polinukleotida, yang berarti bahwa DNA dan RNA tersusun atas banyak nukleotida.
Satu unit nukleotida terdiri atas:
> gugus fosfat
> gugus pentosa, yang berupa:
   Deoksiribosa untuk DNA (deoxyribonucleic acid) dan Ribosa untuk RNA (ribonucleic acid)
> basa nitrogen, yang berupa:
-          Adenin (A)
-          Guanin (G)
-          Sitosin (C)
-          Timin (T) pada DNA atau Urasil (U) pada RNA
Bila nukleotida kehilangan gugus fosfatnya, gugus pentosa dan basa nitrogen tersusun sebagai nukleosida (contoh: adenosine dan guanosine).

Yang penting untuk dipahami adalah, bahwa basa nitrogen yang telah disebutkan sebelumnya dikelompokkan menjadi:
Purin : Adenin dan Guanin
Pirimidin : Sitosin, Timin dan Urasil
Nah. . .Asam Urat merupakan hasil akhir katabolisme Purin dalam tubuh manusia.

Lalu, darimanakah Purin berasal?
(Anabolisme Purin)
Purin di dalam tubuh manusia, bisa berasal dari konsumsi makanan yang mengandung asam nukleat atau nukleotida. Namun, hal tersebut sifatnya non-essensial karena sebenarnya tubuh kita bisa mensintesis purin sendiri.
Sintesis purin di tubuh melalui dua jalur:
1.       Sintesis de novo
Sintesis purin de novo terjadi secara aktif di sitosol hepatosit dan melalui jalur ini terjadi sintesis purin yang utama. Reaksinya sebagai berikut:

Reaksi yang kelihatannya rumit (tapi sebenarnya memang rumit) tersebut berawal dari ribose-5-fosfat (R5P) yang bereaksi dengan ATP membentuk PRPP (5-phosphoribosyl-1-pyrophosphate). Enzim yang berperan dalam reaksi awal ini adalah PRPP synthetase. Secara singkatnya, hasil dari tahapan-tahapan reaksi berikutnya adalah IMP (Inosin Monophosphat). Sebenarnya, IMP sudah merupakan bentuk dari nukleotida purin. Akan tetapi, dalam bentuk yang belum aktif. Oleh karena itu, IMP selanjutnya masih mengalami reaksi dengan dua nasib, yaitu diubah menjadi AMP (Adenosin Monophosphat) atau GMP (Guanosin Monophosphat).
Skema reaksi secara sederhananya adalah:


2.      Salvage Pathway
Jalur ini jauh lebih sedikit memerlukan energi dibandingkan dengan sintesis de novo. Reaksi ini sangat diperlukan di beberapa sel, yaitu di eritrosit, sel PMN (polimorfonuklear) dan sel saraf. Tahapan-tahapannya adalah:
a.      Fosforibolasi purin oleh PRPP
Ada dua enzim yang berperan di sini, yaitu APRT (Adenine Phosphoribosyl Transferase) serta HGPRT (Hypoxanthine/Guanine Phosphoribosyl Transferase).
ü  Adenin oleh APRT diubah menjadi AMP
ü  Hypoxanthin dan Guanin oleh HGPRT diubah menjadi IMP dan GMP secara berturut-turut
APRT kurang begitu berperan dibandingkan HGPRT, karena manusia lebih sedikit menghasilkan Adenin. Karena itu, individu yang mengalami defisiensi HGPRT seperti yang terdapat pada Lesh-Nyhan syndrome, akan lebih rentan mengalami kenaikan level asam urat dalam tubuh.
b.      Fosforibolasi ribonuklesida purin oleh ATP
Mekanisme kedua melibatkan fosforilasi langsung ribonukleosida purin (PuR) oleh ATP:
PuR + ATP à PuR-P + ADP

Sebelumnya di atas, kita telah membicarakan bahwa asam urat merupakan hasil akhir katabolisme purin pada manusia. Lalu bagaimana prosesnya?

Pembentukan Asam Urat dalam tubuh (Katabolisme Purin)
Telah diketahui bahwa dalam senyawa asam nukleat, basa purin (adenine dan guanine) cenderung berada dalam bentuk nukleotida (AMP dan GMP), sehingga dalam proses katabolismenya akan memiliki tahap sebagai berikut:

1.      Perubahan nukleotida (AMP dan GMP) menjadi nukleosida (adenosine dan guanosin) melalui proses defosforilasi
2.      Adenosine mengalami deaminasi menjadi Inosine dengan bantuan adenosine deaminase, lalu diubah menjadi Hypoxanthine. Hypoxanthine diubah menjadi Xanthin oleh enzim xanthine oksidase dan melalui bantuan enzim ini juga Xanthin diubah menjadi asam urat.
3.      Guanosine akan berubah menjadi guanine, lalu diubah menjadi Xanthin dengan bantuan guanase. Xanthin yang terbentuk juga akan berubah menjadi asam urat dengan peran enzim xanthine oksidase.

Asam Urat, Hiperurisemia dan Gout Arthritis
Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah yang melebihi batas normal. Seseorang dikatakan mengalami hiperurisemia jika kadar asam urat darah melebihi 7 mg/dl pada pria dewasa dan lebih dari 6 mg/dl pada wanita dewasa pre-menopause.
Mengapa batas normal antara pria dan wanita berbeda?
Penjelasannya adalah, pada wanita pre-menopause terdapat hormone estrogen yang cukup tinggi. Dimana diketahui bahwa estrogen merupakan salah satu uricosuric agent, yaitu berperan dalam membantu ekskresi asam urat. Sehingga, kadar asam urat di dalam darah wanita pre-menopause relative akan lebih rendah dibandingkan pria.

GOUT adalah sindrom yang disebabkan karena respon peradangan terhadap deposisi Kristal Monosodium Urat (MSU) di jaringan. Lokasi tersering yang menjadi tempat deposit Kristal MSU adalah ruang synovial dalam sendi. Karena itulah sering dijumpai Gout Arthritis.
Kebanyakan individu dengan hiperurisemia tidak mengalami Gout. Akan tetapi, jika tidak ditangani hiperurisemia yang kronis akan menimbulkan Gout. Menariknya adalah pada 90% individu yang mengalami Gout, ditemukan hiperurisemia.

Etiologi (penyebab)
Pada prinsipnya, etiologi Gout ada 2, yaitu:
1.      Hipoekskresi asam urat (terjadi pada 90% kasus). Ekskresi asam urat utamanya terjadi di ginjal, oleh karena itu segala macam penyebab yang menimbulkan pengeluaran asam urat di urin menurun, dapat memicu Gout.
Contoh: penyakit ginjal
2.      Overproduksi asam urat. Biasanya disebabkan karena adanya defek pada HGPRT (contoh: Lesh-Nyhan syndrome) dan PRPP synthetase. Namun diet tinggi purin juga dapat memicu overproduksi asam urat.

Epidemiologi
-          Prevalensi hiperurisemia asimptomatis (hiperurisemia tapi tidak muncul gejala patologis) adalah 5% hingga 8%
-          Laki-laki lebih sering terkena Gout dibandingkan wanita
-          Wanita jarang menderita Gout sebelum menopause
-          Kejadian Gout tertinggi pada pria, puncaknya pada usia 50-an tahun

Tanda dan Gejala Serangan Akut Gout Arthritis
-          Nyeri, edema (bengkak), panas dan kemerahan pada persendian. Terutama pada jempol kaki. Keadaan ini disebut dengan podagra.


Sendi lainnya yang juga sering mengalami keluhan adalah sendi-sendi di kaki, pergelangan kaki dan lutut.
-          Nyeri terutama dirasakan setelah bangun tidur.
-          Pada Gout fase awal, seringkali hanya melibatkan 1 atau 2 sendi saja.
-          Biasanya serangan ini akan mereda dalam 3 – 10 hari.
Keadaan-keadaan yang mempresipitasi munculnya Gout Arthritis antara lain:
Ø  Kelebihan asupan makanan tinggi purin
Ø  Trauma dan operasi
Ø  Konsumsi alcohol berlebih à karena metabolisme alcohol dapat memicu kenaikan asam laktat. Sementara asam laktat berkompetisi dengan urat untuk diekskresikan oleh ginjal. Karena itu, kadar asam urat di darah menjadi tinggi.
Ø  Konsumsi obat-obatan (thiazid, pirazinamid, salisilat,obat kemoterapi)
Ø  Adanya penyakit sistemik (infark myocard, leukemia, diabetes)
Ø  Kelaparan, puasa, olahraga berat, obesitas

 Diagnosis
Selain dari tanda dan gejala, pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis Gout antara lain:
-          Cek kadar asam urat
-          Aspirasi cairan sendi (pada Gout akut terdapat sel radang >2000 sel/ml).
-      Cek Kristal MSU dengan menggunakan mikroskop polarisasi cahaya. Kristal MSU teridentifikasi sebagai bentuk mirip jarum.


-          Pemeriksaan radiologis: tampak “punched-out” erosion.

 Terapi
1.      Colchicine.
Biasa diberikan untuk serangan akut. Efeknya adalah memblok aktivitas fagositosis dari sel radang neutrofil, sehingga respon peradangan berkurang.
2.      NSAID (Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drug)
Berperan sebagai anti radang dan analgesic (anti nyeri). NSAID yang paling efektif di sini adalah Indometachin, Ibuprofen dan Diclofenac.
3.      Kortikosteroid
Bila penggunaan NSAID tidak memungkinkan, kortikosteroid dapat diberikan secara local maupun sistemik.
4.      Allopurinol
Merupakan agen urikostatik. Allopurinol menghambat kerja enzim Xanthine oksidase, sehingga produksi asam urat menurun. Pem
5.      Uricosuric agent (Contoh: probenecid, sulfinpyrazone)
Obat ini memicu ekskresi asam urat. Akan tetapi pemberian obat ini harus dimulai dengan dosis sekecil mungkin, karena pada awalnya justru akan memicu kenaikan asam urat. Oleh karena itu, pemberian Uricosuric agent biasanya akan diikuti dengan pemberian Colchicine untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan.
Selain itu, ekskresi asam urat yang meningkat juga dapat meningkatkan risiko terjadinya batu urat pada ginjal dan saluran kemih.

 Pencegahan
   1. Hindari alcohol
   2. Kurangi makan-makanan yang mengandung purin tinggi. Contoh:
-          Daging sapi dan kambing
-          Jeroan (hati, otak, ginjal)
-          Bayam
-          Melinjo
-          Kacang-kacangan
-          Sarden


Oke. . .akhirnya selesai juga.
Sebenarnya banyak sekali bahan yang belum tersampaikan melalui tulisan ini. Tapi semoga saja gambaran singkat ini bermanfaat bagi saya dan pembaca sekalian.
^_^



Sumber:
- Harper's Biochemistry
- Harrison's Principles of Internal Medicine
- Practical Guide Blok 3.4 Limited Movement, Faculty of Medicine UGM
- Lecture "Gout and Pseudogout" dr.Deddy Nur Wachid, M.Kes, Sp.PD-KR
- emedicine.medscape.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar